makalah dan kasus NCP Anak Sekolah ( Evie (Mhs. Gizi Reg. XII_Poltekkes P.Raya))
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses
digesti,absobsi,transportasi,penyimpanan,metabolism dan pengeluaran zat – zat
yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan ,pertumbuhan dan fungsi
normal dari organ – organ,serta menghasilkan energy.
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat
gizi,yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat,tumbuh kembang dan
produktif.Oleh karena itu,setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan.
Makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi
kesehatan.apalagi untuk anak dalam masa sekolah,makanan merupakan sumber untuk
membuat anak cerdas. Kesehatan yang paling diperhatikan
oleh WHO (World Healt Organization) adalah kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk
itu keduanya diperhatikan detile untuk masalah asupan gizi dan konsumsi makanan
sehari-harinya.inilah yang mendorong kami untuk member makalah tentang gizi
anak sekolah.(istiqomah,2008)
B.TUJUAN
Mahasiswa mampu mendiskripsikan tentang gizi anak sekolah
·
Mahasiswa
mampu menjelaskan faktor yang perlu diperhatikan mengenai gizi anak sekolah
·
Mahasiswa
mampu menjelaskan hubungan status gizi dan prestasi belajar siswa
·
Mahasiswa
mampu menjelaskan tentang hal yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan
C. METODE
PENELITIAN
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan pembuatan
makalah ini yaitu dengan cara metode kepustakaan atau studi literatur. Data
diambil dari buku-buku maupun artikel-artikel di internet yang berhubungan
dengan tema yang diangkat pada makalah ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian gizi pada anak usia sekolah
WHO memberi batasan anak usia sekolah adalah anak dengan usia 6-12
tahun. Mereka berbeda dengan orang dewasa, karena anak mempunyai ciri yang khas
yaitu selalu tumbuh dan berkembang, sampai berakhirnya masa remaja. Anak
sekolah sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan
bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan tubuh yang berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur
tubuh. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks (Nasar, 2005). Anak usia sekolah sedang
mengalami:
(1)
Perkembangan fisik. Fisik anak usia sekolah lebih
kuat dibandingkan usia dibawahnya, sehingga aktivitas fisiknya tampak lebih menonjol
dan mempunyai kemampuan motorik/bermain ;
(2)
Perkembangan mental. Anak mempunyai
minat terhadap tugas-tugas sekolah seperti membaca, menulis, berhitung dan menggambar.
Mereka senang bertanya kepada orang lain (guru atau orang tua) dimana mereka
sedang mengeksplorasi apa yang dilihat dan dirasakan;
(3)
Perkembangan emosi. Anak pada usia ini sudah mampu mengendalikan emosi.
Anak sudah dapat mengendalikan emosi di lingkungannya tetapi di luar rumah kadang
masih kurang;
(4)Perkembangan
sosial. Anak sedang mempelajari cara bersosialisasi pada peran social
dimasyarakat.
Anak
sekolah sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan seorang anak oleh karena
itu diperlukan asupan makanan yang mengandung gizi seimbang, agar proses tersebut
tidak terganggu. Pada masa sekolah selain peran orang tua, kesadaran anak sekolah
juga diperlukan karena mereka sudah mampu memilih makanan mana yang diasukai.
Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup
zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan
pertumbuhan fisik,perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum
pada tingkat setinggi mungkin.
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi. Fase usia sekolah membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk
menunjang masa pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan tubuh akan energi jauh
lebih besar dibandingkan usia sebelumnya, karena anak sekolah lebih banyak
melakukan aktivitas fisik seperti bermain, berolahraga atau membantu orangtuanya.
Memasuki
usia 10-12 tahun, anak semakin membutuhkan energi dan zat gizi yang lebih
besar dibanding anakyang berusia di bawahnya. Pada usia ini pemberian makanan
untuk anak laki-laki dan perempuan
mulai dibedakan. Gizi menjadi masalah yang penting bagi anak sekolah, karena gizi
bisa mencerdaskananak. Anak yang kekurangan gizi mudah mengantuk dan kurang
bergairah yang dapat menganggu proses belajar di sekolah dan menurun prestasi
belajarnya, daya pikir anak juga akan kurang, karena pertumbuhan otaknya
tidak optimal. Orang tua perlu memerikan perhatian
pada anak usia sekolah, karena pada umumnya mereka disibukkan dengan berbagai
kegiatan di luar rumah sehingga cenderung melupakan waktu makan termasuk kebiasaan
makan pagi. Makan pagi yang cukup akan memenuhi kebutuhan energi selama belajar
di sekolah, sekaligus mencegah penurunan kadar gula darah yang berakibat pada terganggunya
konsentrasi anak dalam menerima pelajaran di sekolah. Pola
asupan makanan yang tidak seimbang pada anak usia sekolah dalam jangka
waktuyang lama akan menyebabkan kurangnya gizi dalam tubuh. Anak usia sekolah
sangat memerlukan asupan makanan yang seimbang untuk menunjang tumbuh
kembangnya. Anak sekolah perlu mendapat asupan gizi yang seimbang,
sehingga akan tumbuh sesuaiperkembangan usianya dan ada kesesuaian antara BB/umur,
TB/umur dan BB/TB. Pola asupan
makanan dan pengaturan makanan untuk anak usia sekolah sangat pentingdilakukan. Diet
seimbang anak usia sekolah yang baik adalah rendah lemak, tinggi kalsium dan adekuat
tapi kalorinya tidak berlebihan. Syarat pemberian makanan bagi anak antara lain
:
(1). memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi
yang sesuai dengan umurnya;
(2. susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang;
(3). bentuk dan porsi makanan
disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan faali anak;
(4). memperhatikan kebersihan perorangan/anak dan lingkungan.
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat
anak masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir
masa kanak-kanak yaitu 12 tahun.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.
A. PERKEMBANGAN FISIK
1. Tinggi dan berat badan
Laju pertumbuhan selama tahun sekolah awal lebih lambat dari
pada setelah lahir tetapi, meningkat secara terus menerus. Pada anak tertentu
mungkin tidak mengikuti pola secara tepat. Anak usia sekolah lebih langsing
dari pada anak usia prasekolah, sebagai akibat perubahan distribusi dan
kekebalan lemak (Edelmen dan Mandle, 1994)
Sekolah memberi peluang pada anak untuk membandingkan
dirinya dengan kelompok besar anak anak dengan usia yang sama. Pemeriksaan
fisik yang biasanya diperlukan selama kelas 1 merupakan kesempatan yang baik
perawat untuk mendiskusikan dengan anak dan orang tua tentang pengaruh genetic,
nutrisi, dan olah raga terhadap tinggi dan berat badan. Anak laki laki sedikit
labih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan selama tahun pertama
sekolah. Kira kira 2 tahun sebelum pubertas. Anak mengalami peningkatan
pertumbuhan yang cepat.
2. Fungsi kardiovaskular
Fungsi kardiovaskular baik dan stabil selama tahun usia
sekolah. Denyut jantung rata- rata 70 – 90 denyut/menit, tekanan darah normal
110 / 70 mm Hg dan frekuensi pernafasan stabil 19 – 21, Pertumbuhan paru
minimal dan pernafasan menjadi lebih lambat, lebih dalam, dan lebih teratur.
Akan tetapi pada akhir periode ini jantung 6 kali ukurannya saat lahir dan
umumnya sudah mencapai ukuran dewasa.
3. Fungsi neuromuscular
Anak usia sekolah menjadi labih lentur karena koordinasi
otot besar meningkat dan kekuatannya dua kali lipat. Banyak anak berlatih
ketrampilan motorik kasar yaitu berlari, melompat, menyeimbangkan gerak tubuh,
dan menangkap selama bermain. Menghasilkan peningkatan ketrampilan
neuromuscular. Perbedaan individual dalam kecepatan pencapaian penguasaan
ketrampilan dasar mulai terlihat. Perbedaan individual dalam ketrampilan
motorik terbentuk dalam partisipasi anak dalam aktivitas yang membutuhkan
pergerakan otot yang terkoordinasi dan kemampuan motorik halus.
Ketrampilan motorik halus terlambat tertinggal oleh
ketrampilan motorik kasar tetapi berkembang kira- kira dalam kecepatan yang
sama, saat kontrol jari dan pergelangan tangan tercapai, anak menjadi pandai
melakukan aktivitas. Ketrampilan meningkatkan motorik halus pada anak dalam
pertengahan masa kanak – kanak membuat mereka menjadi sangat mandiri dalam
merawat kebutuhan personal lain.
Mereka mengembangkan keinginan personal yang kuat dalam
proses kebutuhan ini akan terpenuhi. Penyaklit dan hospitalisasi mengancam
pengendalian anak dalam area ini. Maka sangat penting mengizinkan mereka untuk
berpartisipasi dalam perawatan dan mempertimbangkan kemandirian sebanyak
mungkin.
4. Nutrisi
Periode usia sekolah merupakan salah satu masalah nutrisi
secara relative. Jika terjadi defisiensi biasany defisiensi zat besi, vitamin
A, atau kalsium. Anak usia sekolah dapat belajar banyak hal tentang piramida
makanan dan diet yang seimbang dengan membantu menyiapkan makanan. Perawat
harus menganjurkan orang tua untuk menyediakan makanan dalam jumlah yang
adekuat bagi anak untuk mendukung pertumbuhan dan aktivitas.
B. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada
kemampuan untuk berfikir dengan cara yang logis. Pemikiran anak usia sekolah
tidak lagi di dominasi oleh persepsinya dan sekaligus kemampuan untuk memahami
dunia secara luas. Sekitar 7 tahun, anak memasuki tahap piaget ketiga yaitu
perkembangan kognitif, yang di kenal sebagai operasional konkret, ketika
merewka mampu mengunakan symbol secara operasional (aktivitas mental) dalam
pemikiran bukan kerja Mereka mulai menggunakan proses pemikiran yang logis
dengan materi konkret. Periode ini di tandai dengan tiga kemampuan atau
kecakapan yaitu mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan. Pada akhir
masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang
sederhana.
1. Perkembangan bahasa
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam
pengertian ini tercakup semua semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran
dan perasaan di nyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan
menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambing, gambar atau lukisan, dengan
bahasa, semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar,
ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama.
Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan
bahasa, yaitu sebagai berikut :
a. Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (orang-orang suara / bicara sudah berfungsi ) untuk berkata kata.
a. Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (orang-orang suara / bicara sudah berfungsi ) untuk berkata kata.
b. Proses
belajar yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu
mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi/ meniru ucapan atau
kata-kata yang di dengarnya.
Perkembagan bahasa sangat cepat selama masa kanak-kanak
tengah dan pencapaian berbahasa tidak lagi sesuai dengan usianya. Rata-rata
anak usia 6 tahun memiliki kosakata sekitar 3000 kata yang cepat berkembang
dengan meluasnya pergaulan dengan teman sebaya dan orang dewasa serta
kemampuannya membaca. Anak meningkatkan penggunaan berbahasa dan mengembangkan
pengetahuan strukturalnya. Mereka menjadi lebih menyadari aturan sintaksis,
aturan merangkai kta menjadi kalimat.
C. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Selama masa ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi
dan ketrampilan yang penting bagi mereka yang berfungsi sama sepertu dewasa.
Anak usia sekolah yang mendapatkan keberthasilan positif merasa adanya perasaan
berharga. Anak-anak yang menghadapi kegagalan dapat merasakan mediokritas
(biasa saja ) / perasaan tidak berharga yang dapat mengakibatkan menarik diri
dari sekolah dan teman sebaya.
1. Perkembangan moral
Kebutuhan kode moral dan aturan social menjadi lebih nyata
sesuai kemampuan kognitif dan pengalaman social anak sekolah, mereka memandang
aturan sebagai prinsip dasar kehidupan, bukan hanya perintah dari yang memiliki
otoritas.
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari
lingkungan keluarga. Usaha untuk menanamkan konsep moral sejak dini merupakan
hal yang seharusnya, karena informasi yang di terima anak mengenai benar salah,
baik buruk, akan menjadi pedoman pada tingkah lakunya.
2. Hubungan sebaya
Anak usia sekolah menyukai sebaya ssejenis dari pada sebaya
lain jenis. Identitas jender yang kuat dapat di lihat pada ikatan yang kuat
dengan teman sejenis yang di pertahankan oleh anak biasa di sebut “geng“.
Umumnya anak laki-laki dan perempuan memandang jenis kelamin yang berbeda
secara negative. Pengaruh sebaya menjadi lebih berbeda selama tahap
perkembangan ini. Konformitas terlihat pada perilaku, gaya berpakaian, dan pola
berbicara yang di dorong dan dipengaruhi adanya kontak dengan sebaya. Identitas
kelompok meningkat, seiring perubahan anak sekolah menuju adolesens.
3. Konsep diri dan kesehatan
Selama usia sekolah identitas dan konsep diri menjadi lebih
kuat dan lebih individual. Persepsi sehat sakit berdasarkan pada fakta yang
mudah diobservasi seperti adanya atau tidak adanya penyakit dan keadekuatan
tidur atau makan. Kemampuan fungsional standar untuk kesehatan personal dan
kesehatan yang lain dinilai.
D. MASALAH
KESEHATAN SPESIFIK PADA ANAK USIA SEKOLAH
Kecelakaan dan cedera merupakan masalah kesehatan utama yang
terjadi pada anak. Anak usia sekolah juga secara signifikan mengalami kanker,
cacat lahir, pembunuhan, dan penyakit jantung. Pada kelompok usia ini, masalah
ini dari seluruh%memiliki
angka mordibitas tinggi jumlah infeksi hamper 80 penyakit anak. Infeksi
pernafasan merupakan prevalensi terbanyak, flu biasa tetap merupakan penyakit
utama pada masa ini.
Beberapa kelompok lebih mudah mengalami penyakit dan
ketidakmampuan, sering kali sebagai akibat adanya rintangan pencapaian
pelayanan kesehatan. Retardasi mental, gangguan belajar, kerusakan sensasi, dan
malnutrisi merupakan prevalensi terbanyak di antara anak-anak yang hidup dalam
kemiskinan.
E. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH
1.Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
2.
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3.
Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
F. PROMOSI
KESEHATAN SELAMA PERIODE USIA SEKOLAH
Periode usia sekolah merupakan periode klinis untuk
penerimaan latihan perilaku dan kesehatan menuju kehidupan dewasa yang sehat.
Jika tingkat kognisi meningkat pada periode ini, pendidikan kesehatan yang
efektif harus dikembangkan dengan tapat. Promosi praktek kesehatan yang baik
merupakan tanggung jawab perawat.
Selama progam ini, perawat berfokus pada pengembangan
perilaku yang secara positif berpengaruh pada status kesehatan anak. Perawat
dapat berperan untuk memenuhi tujuan kebijakan nasional dengan menigkatkan
kebiasaan gaya hidup yang sehat termasuk nutrisi. Anak usia sekolah harus
berpartisipasi dalam progam pendidikan yang memungkinkan mereka untuk
merencanakan, memilih dan menyajikan makanan yang sehat. Perawat juga
mengikutsertakan orang tua tentang peningkatan kesehatan yang tepatbagi anak
usia sekolah. Orang tua perlu mengenali pentingnya kunjungan pemeliharaan
kesehatan.
2.2 Faktor yang perlu diperhatikan mengenai gizi anak usia
sekolah.
1.
Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.
Anak SD yang
berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang
optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian terhadap
kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakan untuk perkembangan mental
yang mengacu padaskil anak. Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya
yaitu : fisik dan mental anak. Karenatentunya fisk dan mental merupakan sesuatu
yang berbeda namun saling berkaitan.makanan yang kaya akan nutrisi sangat
mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang dibutuhkan anak
untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga
adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya.Pengetahuan
keluarga akan gizi sangat berpengaruh disini.
2.
Selalu Aktif.
Semakin
tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisidan energi juga akan semakin banyak
diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah merupakan usia yang senang bermain.
Senang menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar.Untuk
itu perlunya nutrisi dan asupan energi yang banyak untuk
menunjang aktifitas fisiknya.Sulitnya untuk mengkonsumsi makanan bergizi
adalah tantangan yang perlu dihadapi olehorang tua. Untuk itu pengetahuan
mengenai gizi anak sangat disarankan untuk mempelajarinya.
3.
Perubahan Sikap Terhadap Makanan.
Anak
Usia SD
tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi,
perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh
pola konsumsi makanan sepertinya harus digalakkan.
4.
Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.
Telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat
mengkonsumsi makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan.
Kriteria makanan yang banyak disukai oleh anak usia ini adalah makanan yang banyak
mengandung gula dan mempunyai warna yang cerah sehingga menarik anak untuk
mengkonsumsinya.
2.3 Waspada pola makan anak usia sekolah !
Para orang tua dewasa ini kurang menyadari arti penting suatu nutrisi
dan gizi anak usia sekolah
bahwa umumnya mereka tidak paham atau memang masa bodoh atau kemungkinan
pula karena faktor ekonomi sehingga
mengabaikan kedua faktor tersebut (nutrisi dan gizi anak). Padahal
nutrisi dan gizi adalah sangat menentukan untuk tumbuh kembangnya pertumbuhan
anak-anak kita di kemudian hari secara optimal. Nutrisi anak tidak boleh hingga
usia 5 tahun tetapi terus dilanjutkan pada
usia sekolah sampai 18 tahun. Menurut
pengamatan dr.Samuel Oetoro, kebanyakan orangtua beranggapan bahwa,kebutuhan
nutrisi usia 5-18 tahun serupa dengan orang dewasa , sehingga tidak perlu
perhatian khusus. Disamping itu,faktor anak yang sulit makan, membuat kerawanan
nutrisi di usia sekolah, baik itu kekurangan nutrisi
(malnutrisi),maupun kelebihan nutrisi (over nutrisi). Anak-anak
yang pemilih (picky eater) cenderung memilih menu yang setiap hari ,sehingga miskin
kandungan gizi. Sedangkan anak yang kegemukan (obesitas) memiliki pola makan berulang-ulang,
tidak terjadwal, dalam porsi besar, serta minim aktifitas.
Sebagai
orangtua, tentu kita tak bisa mengabaikan nutrisi dan gizi anak agar ia tumbuh
optimal. Akan tetapi, perhatian orangtua terhadap kebutuhan nutrisi anak seringkali
terabaikan begitu ia memasuki usia sekolah. Padahal, perkembangan anak tidak
berhenti di usia 5 tahun, tapi terus hingga usia 18 tahun.Menurut pengamatan
dr. Samuel Oetoro, Sp.GK, kebanyakan orangtua menganggap kebutuhan
nutrisi anak usia 5-18 tahun serupa dengan orang dewasa sehingga tidak perlu perhatian
khusus. Selain itu, faktor anak yang sulit makan juga membuat anak di usia sekolah
mengalami kerawanan nutrisi, baik kekurangan (malnutrisi) atau kelebihan gizi (overnutrisi). Anak-anak yang termasuk picky eater (pemilih) cenderung hanya mau makan dengan menu
yang sama setiap hari sehingga miskin dari kandungan gizi. Sebaliknya anak yang obesitas
memiliki pola makan berulang-ulang, tidak terjadwal, dalam porsi besar, dan minim aktivitas.
Selain itu, dr.Fiastuti Witjaksono MS, SpGK, mengatakan pola makan anak
akan memengaruhi pola makannya di usia dewasa kelak. "Bila sejak kecil
anak tidakdibiasakan makanan sehat, saat dewasa ia juga menolak makanan yang
sehat," katanya.Karena itulah peran orangtua sangaat penting untuk
mengarahkan pola makan anaknyauntuk mendapatkan makanan kaya nutrisi. Misalnya
saja dengan menyediakan variasi menu
yang sehat, membawakan bekal ke sekolah, serta membiasakan anak untuk makan bersama.
Para
ahli mengatakan, mengontrol pola makan anak bila dilakukan lewat kebiasaan makan
bersama. Kegiatan makan bersama di meja makan bukan sekadar untuk mengisi perut
yang lapar, tapi juga ajang bagi orangtua untuk memberi pengajaran tentang gizi dan disiplin.
Untuk
anak-anak usia sekolah, dr.Samuel menyarankan agar orangtua menyediakanmakanan
yang mengandung energi, seperti karbohidrat, lemak, dan protein, serta
vitamin."Tanpa vitamin, makanan yang diasup tidak akan optimal diubah
menjadi energi. Seluruhfaktor ini diperlukan untuk pembentukan otot, tulang,
sel-sel organ, serta membantu penghantaran
informasi di otak," katanya.
Untuk
melengkapi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien anak, dr. Samuel menyarankan
agar orangtua membiasakan anaknya tetap minum susu. "Susu merupakan salah
satu bahan makanan sumber kalsium dan protein yang sangat membantu dalam pemenuhan
kebutuhan yang meningkat ini," katanya.kalsium dan protein merupakan zat
gizi kunci untuk pertumbuhan fisik anak karena sangatdibutuhkan untuk pertumbuhan
tulang dan otot. Protein juga dibutuhkan untuk perkembangan
fungsi otak sehingga dapat meningkatkan fungsi kognitif anak.Selain itu, anak
sudah menyukai rasa susu sejak masa bayi, susu mudah dicerna dan diserap
oleh organ pencernaan anak, dan susu dapat dijadikan media untuk memasukkanzat
gizi penting yang dibutuhkan oleh anak dalam melanjutkan proses
tumbuh-kembangnya sampai usia 18 tahun.
2.4 Bagus Nutrisi untuk Anak-Anak & Remaja
Semua orang tua ingin anak-anak mereka menjadi sehat. Sebagai
anak-anak usia sekolah dasar mengalami perubahan fisik yang luar biasa dari
segala jenis, asupan makanan mereka menjadi aspek penting dari pertumbuhan dan
perkembangan. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa makanan bergizi tidak hanya membuat anak lebih sehat, itu membuatnya
emosional lebih stabil, dan meningkatkan kinerja sekolah. Nampaknya kemudian
yang memperhatikan anak-anak makanan kita membayar dividen yang tinggi.
Jika anak-anak kita hanya berpikir
begitu, juga! Karena anak-anak cenderung peringkat 'orang tua pandangan mereka tentang makanan bersama
dengan pandangan yang tidak populer mereka pada jam malam, musik rock, gaya rambut,
dll, terserah pada orang tua
saja.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
3.1 Gizi Anak Sekolah
Pada golongan usia ini (6-12 tahun),gigi susu sudah tanggal
dan berganti dengangigi permanen.Anak sudah lebih aktif memilih makanan yang
disukai atau disebut konsumen aktif.berbeda dengan umur sebelumnya yang masih
tergantung denga orang tua yang menyediakan makanan.
Anak sekolah biasanya mempunyai kebiasaan jajan makanan
tinggi kalori yang rendah serat,sehingga sangat rentan terjadi kegemukan atau
obesitas. Kebutuhan energy anak sekolah(10 –
12)lebih besar dari pada sebelumnya karena pertumbuhan lebih cepat,terutama
penambahan tinggi badan.
1.Anak Usia Sekolah
Cirinya :
masa
pertumbuhan masih yang cepat sangat aktif.
masa
belajar : kerja otak
HARUS
mendapat makanan yang bergizi dalam kuantitas dan kualitas yang tepat.
Faktanya :
Dijumpai
adanya masalah gizi kurang pada anak sekolah, lingkungan fisik yang buruk
dengan sanitasi lingkungan dan sosial ekonomi yang jelek, yang kurang
menguntungkan bagi pertumbuhan anak yang optimal. Diperberat lagi dengan
perilaku keluarga yang tidakmembiasakan memberi makan kepada anak sebelum berangkat
sekolah.(GDH,SUYATNO,1995)
2. Pertumbuhan dan Perkembangan anak usia Sekolah Dasar:
Jasmani : Periode ini disebut periode memanjang secara fisik fungsi organ otak mulai terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasannya cukup pesat.
Jiwani : Anak mulai banyak melihat dan bertanya, fantasinya berkurang karena melihat kenyataan, ingatan kuat daya kritis mulai tumbuh, ingin berinisiatif dan bertanggung jawab.
Rohani : Anak mulai memasukkan dalam pikirannya tentang Tuhan mulai memisahkan konsep pikiran tentang Tuhan dengan orangtuanya.
Sosial : Kegiatan anak mulai berkelompok dan mengarah pada tujuan tetapi masih egosentris,
kegiatannya hanya satu jenis dan mulai membuat "Gang" dengan kompetisi tinggi.
GDH
– Suyatno
3.2
Permasalahan Kesehatan Anak Usia Sekolah
1.Penyakit Menular Pada Anak Sekolah:
•Penyakit yang cukup mengganggu dan berpotensi mengakibatkan keadaan bahaya hingga mengancam jiwa.
•Sekolah adalah merupakan tempat yang paling penting sebagai sumber penularan penyakit infeksi pada anak sekolah.
•Penyakit menular tsb adalah: Demam Berdarah Dengue, Infeksi Tangan Mulut, Campak, Rubela (campak jerman), Cacar Air, Gondong dan infeksi mata (Konjungtivitis Virus). GDH -Suyatno
2. Penyakit Non Infeksi pada Anak Sekolah
a. Alergi Pada Anak Sekolah
b. Infeksi Parasit Cacing:
prevalensi
penyakit cacingan sebesar 60-70%.kasus infeksi cacing gelang (Ascaris
lumbricoides) sekitar 25 - 35 persen dan cacing cambuk (Trichuris trichiura) 65
- 75 persen.Resiko tertinggi terutama kelompok anak yang mempunyai kebiasaan
defekasi di saluran air terbuka dan sekitar rumah, makan tanpa cuci tangan, dan
bermain-main di tanah yang tercemar telur cacing tanpa alas kaki. GDH – Suyatno
c. Gangguan Pertumbuhan
Sering disebut gagal tumbuh atau “Failure to thrive” Penyebab yang paling sering adalah:
ketidaknormalan
pada sistem saluran cerna, diantaranya adalah malbsorbsi atau gangguan enzim
pencernaan
sehingga intake tidak edekuat. Infeksi:
HIV,TBC, Infeksi saluran kencing
Penyebab yang agak jarang adalah Ketidaknormalan kromosom
seperti Down syndrome
dan Turner's syndrome ,Gangguan sistem organ besar (mayor) seperti jantung, ginjal, otak dan lainnya, Ketidaknormalan sistem hormon (kekurangan hormone tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan, hormone Pituitary, Diabetes, adrenal),Kerusakan otak atau susunan saraf pusat, akan menyebabkan gangguan kesulitan makan dll GDH – Suyatno
dan Turner's syndrome ,Gangguan sistem organ besar (mayor) seperti jantung, ginjal, otak dan lainnya, Ketidaknormalan sistem hormon (kekurangan hormone tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan, hormone Pituitary, Diabetes, adrenal),Kerusakan otak atau susunan saraf pusat, akan menyebabkan gangguan kesulitan makan dll GDH – Suyatno
3.3. Faktor yang Perlu Diperhatikan Mengenai Gizi Anak Sekolah
1. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.
Anak Sd yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa
pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang
optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian terhadap
kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakan untuk perkembangan
mental yang mengacu pada skil anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik
dan mental anak. Karena tentunya fisk dan mental merupakan sesuatu yang berbeda
namun saling berkaitan. makanan yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi
tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang dibutuhkan anak untuk mencapai
hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga adalah pihak pertama yang
harus memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga akan gizi sangat
berpengaruh disini.
2. Selalu Aktif.
Semakiin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan
energi juga akan semaki banyak diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah
merupakan usia yang senang bermain. Senang menghabiskan waktunya untuk belajar
mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya nutrisi dan asupan energi
yang banyakuntuk menunjang aktifitas fisiknya.
Sulitnya
untuk mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan yang perlu dihadapi oleh
orang tua. Untuk itu pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk
mempelajarinya.
3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.
3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.
Anak Usia Sd tidak dapat di tebak, apa selera makan yang
saat ini sedang ia senangi, perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah
perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi makanan sepertinya harus
digalakan.
4. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.
Ya telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk
dapat mengkonsumsi makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk masa
pertumbuhan. Kriteria makanan yang banyak disukai oleh anak usia ini adalah
makanan yang banyak mengandung gula dan mempunyai warna yang cerah sehingga
menarik anak untuk mengkonsumsinya.
3.4. Hubungan Status Gizi dan Prestasi Belajar Siswa
Pengaruh makanan terhadap perkembangan otak, apabila makanan
tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini
berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan
berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi
menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan
ukuran otak yang juga kecil. Jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan
ketidaksempurnaan organisasi biokimia dalam otak. Keadaan ini berpengaruh
terhadap perkembangan kecerdasan anak (Anwar, 2008).
3.5. Hal yang Mempengaruhi Perkembangan Kecerdasan
Ada 3 hal yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak ,yaitu :
Genetik
• Faktor genetik merupakan potensi dasar dalam perkembangan kecerdasan.Tetapi faktor genetik bukanlah yang terpenting.
• Sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan dari ke 3 faktor tsb yang berperan lebih besar.
• Setiap mahluk hidup mempunyai masa pertumbuhan otak yang berbeda.
• Pada manusia masa cepat tumbuh otak terjadi pada masa kelahiran Þ 18 bulan.
• Jumlah sel otak pada waktu lahir Þ 66 % padahal berat otak baru 27 %.
• Masa rawan otak bisa terjadi di berbagai fase.
• Otak paling rentan thd kurang gizi Þ masa cepat tumbuh (mggu 30), usia kehamilan dan 18 bulan sesudah lahir.
Lingkungan
• Anggapan lain Þ faktor sosial dan lingkungan penting dalam menentukan kecerdasan anak
• Secara teori faktor sosial dan lingkungan ini berperan kecil bila kekurangan gizi
terjadi pada masa cepat tumbuh otak, karena kekurangan yang terjadi pada masa tsb bersifat irreversible (tidak dapat pulih).
3.6 GIZI
Gizi menentukan karakter pertumbuhan
• Pertumbuhan anak sehat dan normal sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya.
• Pertumbuhan ini sangat berpengaruh oleh intake zat gizi yang dikonsumsi dalam
bentuk makanan.
• Kekurangan atau kelebihan gizi akan dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari pola standar.
• Fisik Þ indikator utk mengukur status gizi.
• Anak-anak dari tingkat sosial ekonomi rendah sangat rawan terhadap gizi kurang,
• Pola pertumbuhan yang secara rasial dulu dianggap pendek terbukti bisa diperbaiki dengan konsumsi gizi yang baik.
• Survei di Jepang tahun 1982 Þ remaja pria usia 14 tahun yang lahir sesudah PD
II
mempunyai tinggi badan 7,6 cm lebih tinggi di bandingkan dengan mereka
dilahirkan sebelum PD II.
Peningkatan disebabkan oleh konsumsi protein hewani.
Gizi untuk Menunjang Aktivitas Sekolah
Agar tetap fit janganlah
meninggalkan sarapan pagi. Bila tidak sarapan, kadar gula darah turun padahal
merupakan energi utama bagi otak. Dampak negatifnya adalah ketidak seimbangan
sistem syaraf pusat diikuti :
1. Pusing
2. Badan gemetar
3. Rasa lelah, berkeringat dingin
4. Gairah belajar menurun.
Jajan bagi anak-anak merupakan
fenomena yang menarik untuk ditelaah karena berbagai hal :
1. Upaya Pemenuhan energi membuat aktivitas sekolah yang tinggi
1. Upaya Pemenuhan energi membuat aktivitas sekolah yang tinggi
2. Menumbuhkan kebiasaan
penganekaragaman pangan sejak kecil
3. Memberikan perasaan meningkatnya
gengsi anak di mata teman-temannya
3.7 Hubungan Gizi dengan Kesehatan Anak
Defisiensi gizi sering dihubungkan dengan infeksi. Infeksi bisa berhubungan
dengan gangguan guzu mealui beberapa cara yaitu mempengaruhi nafsu makan, dapat
juga menyebabkan kehilangan bahan makanan karena diare/muntah-muntah atau
mempengaruhi metabolisme makanan dan banyak cara lain lagi.
Secara umum, defisiensi gizi sering merupakan awal dari gangguan sistem
kekebalan tubuh. Gizi kuran dan infeksi, kedua-duanya dapat bermula dari
kemiskinan dan lingkungan yang tidak sehat dengan sanitasi buruk. Selain itu
juga diketahui bahwa infeksi menghambat reaksi imunologis yang normal dengan
menghabiskan sumber-sumber energi.
Gangguan gizi dan infeksi dapat saling berhubungan sehingga memberikan
prognosis yang lebih buruk. Infeksi memperburuk taraf gizi dan sebaliknya,
gangguan gizi memperburuk kemampun anak untuk mengatasi penyakit infeksi.
Kuman-kuman yang kurang berbahaya bagi anak-anak dengan gizi baik, bisa
menyebabkan kematian pada anak-anak gizi buruk.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rendahnya asupan gizi anak usia sekolah diakibatkan oleh
banyak faktor. Anak usia sekolah sangat rentan dengan asupan gizi yang rendah
atau buruk. Pada usia ini pola makan anak dipengaruhi oleh teman dan lingkungan
sekitarnya. Jajanan yang banyak dijual di sekolah-sekolah termasuk ke dalam
makanan yang tidak bergizi sehingga dapat dikatakan bahwa anak usia sekolah
sangat rentan dengan asupan gizi yang buruk.
Asupan gizi yang buruk dapat berakibat fatal apabila
terus dibiarkan, defisiensi kalori yang dihasilkan protein akan menimbulkan
penyakit seperti marasmus dan kwashiorkor, defisiensi zat besi akan mengganggu
kerja hemoglobin dalam transportasi O2 keseluruh tubuh, defisiensi
zat seng akan mengganggu proses metabolism protein. Selain itu, buruknya status
gizi anak sekolah semakin memperburuk kondisi bangsa Indonesia karena generasi
penerusnya tidak produktif. Perbaikan status gizi dengan asupan gizi yang baik
akan memberikan banyak perubahan. Orang tua saat ini terlalu membiarkan anaknya
mengkonsumsi jajanan yang ada di sekolah. Membiasakan anak untuk sarapan pagi
sebelum berangkat sekolah merupakan cara yang efektif dalam mengurangi
kemungkinan anak membeli makanan di luar rumah.
4.2 Saran
Peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan
makanan yang bergizi dan mengajarkan anak untuk mengonsumsi atau memilih
makanan yang bergizi. Pendekatan yang baik dengan anak dan komunikasi atau cara
penyampain pendidikan dasar mengenai makanan yang bergizi dapat membuat anak
lebih berhati-hati dalam memilih makanan atau jajanan. Perhatian dari kedua
orang tua sangat diperlukan terutama pada jajanan dan makanan kesukaannya.
Makanan yang diberikan saat dirumah hendaknya memperhatikan nilai gizi dengan
menyesuaikan kondisi social ekonomi keluarga.
Peran guru di sekolah sangat dibutuhkan guna memberikan
pendidikan dasar dan pengawasan secara aktif mengenai makanan atau jajanan yang
baik dikonsumsi dan tidak baik untuk dikonsumsi. Perlu pengawasan di sekitar
lingkungan sekolah akan jajanan yang bergizi dan tidak bergizi dan melarang
pedagang di sekitar sekolah menjual makanan yang tidak bergizi.
Perlu penanganan secara khusus dari pemerintah untuk
menangani permasalahan ini. Sosialisasi mengenai asupan gizi yang dibutuhkan
oleh anak sekolah dasar dapat dilakukan sebagai upaya promotif untuk
meningkatkan status gizi anak sekolah dasar.
DAFTAR
PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Ayubi, Dian.
2007. Bahan Kuliah Dasar PKIP. Depok
: Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
Fikawati, Sandra. 2008. Kumpulan Materi Gizi Kesehatan Masyarakat.
Depok : FKM UI L.Balia,Roosita.2008.
Kebutuhan Nutrisi Anak untuk Pertumbuhan dan Perkembangannya Noname.2010. 4
Faktor Yang Perlu Diperhatikan Mengenai Gizi Anak Usia Sekolah
Sayogo,Savitri.2008.Kebutuhan
Nutrisi dan Tumbuh Kembang Anak
Suhardjo. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius
Suyatno.1995.Gizi Anak Sekolah
Dosen : Retno
Ayu Hapsari, S.Gz Nama : Evie Saswari
NIM : PO.62.31.3.11.164
M.K : Gizi Dalam Daur Kehidupan
Kasus 1
Seorang anak laki-laki
siswa kelas 4 sekolah dasar bernama Dino. Dino saat ini berusia 9 tahun dengan
BB 25 kg dan TB 135 cm. Ayah dan Ibu Dino bekerja sebagai karyawan swasta. Dino
adalah anak yang aktiv dengan berbagai kegiatan. Setiap hari setelah pulang
sekolah Dino mengikuti bimbingan belajar dan kegiatan ekstra kurikuler di
sekolahnya. Dino termasuk dalam anak yang kurang menyukai buah dan sayuran,
namun sangat menyenangi ikan. Hampir setiap hari Dino meminta ibunya untuk
menggoreng ikan dan akan ia makan dengan nasi yang diberi kecap tanpa ada
sayur/buah. Sedangkan untuk camilan Dino menyukai snack ringan yang gurih
(seperti chiki, keripik, dll). Belakangan ini Dino sering mengeluh kurang nafsu
makan.
Hasil recall diperoleh
: E = 1805 kal, P = 32,5 gram, L = 62,8 gram, KH = 294,5 gram
Kaji kasus dengan NCP!
Jawab :
Nama : Dino, usia 9 tahun, BB 25 kg, TB 135 cm
·
BBI = (umur x 2) + 8
=
(9 x 2) + 8
= 26 kg
·
BMI =
=
= 4, 93 underweight
·
Perhitungan Energi :
AMB =
55 kg x 26 kg =1430
kkal
SDA =
5 % x 1430 kkal = 143 kkal
Pertumbuhan = 12 % x 1430 kkal =171,6
kkal
Aktivitas = 25 % x 1430 kkal =357,5
kkal
Feses = 10 % x 1430
kkal = +
Kebutuhan P = 1,5
gr x 26 kg
= 39 gr
·
P = x 100 % = 6,95 % = 39,01 gram
·
Kebutuhan L = = 49,891
gram
·
Kebutuhan KH = 100 % - 20 % - 6,95 %
= 73,05
% = 410,01
gram
·
Kebutuhan cairan = 9
thn
= 120
cc x 25
kg = 3000 cc
·
Kebutuhan Ca = 0,7 gr x 25 kg = 17,5 gr
·
Kebutuhan Fe = 9 mg
x 25 kg = 225 mg
·
Kebutuhan Vit. A =
500 µg (RE) x 25 kg = 12.500 µg (RE)
·
Kebutuhan Vit.B1 =
0,9 gr x 25 kg = 22,5 gr
·
Kebutuhan Vit. C =
45 mg x 25 kg = 1125 mg
NCP
Identitas Pasien/Klien :
Nama : Dino
Umur : 9 tahun
BB : 25 kg
TB : 135 cm
Skrining
Gizi
NO
|
INDIKATOR
|
YA
|
TIDAK
|
1
|
Perubahan BB
|
|
P
|
2
|
Nafsu makan kurang
|
P
|
|
3
|
Kesulitan mengunyah dan menelan
|
|
P
|
4
|
Mual dan mentah
|
|
P
|
5
|
Diare/konstipasi
|
|
P
|
6
|
Alergi/intoleransi zat gizi
|
|
P
|
7
|
Diet khusus
|
|
P
|
8
|
Enteral/parenteral
|
|
P
|
9
|
Serum albumin rendah
|
|
P
|
10
|
Status gizi normal
|
P
|
Nutrition
Assesment
Antropometri
|
BB = 9 kg, Panjang badan = 135 cm BBI = 26 kg
BMI = 4,93 Underweight
|
Biokimia
|
-
|
Clinis
|
-
|
Fisik
|
Mengeluh kurang nafsu makan
|
Dietary history
(riwayat makan)
|
Dino adalah anak yang termasuk kurang
menyukai buah dan sayuran tetapi sangat menyenangi ikan. Hampir setiap hari
ia meminta ibunya menggoreng ikan dan memakannya dengan nasi yang telah
dicampur kecap tanpa ada tambahan sayur / buah. Dino juga sangat menyukai
camilan seperti snack ringan yang gurih (seperti chiki, keripik, dll).
Audit Gizi :
Ø E = x 100 %
= 80,39 % (baik)
Ø
P = x 100 %
= 83,34 % (baik)
Ø
L = x 100 %
= 125,87 % (lebih)
Ø KH
= x 100 %
= 71,82 % (sedang)
|
Aktivitas fisik
|
Dino aktif dalam berbagai kegiatan, seperti Bimbingan Belajar dan kegitan
ekstrakurikuler disekolahnya.
|
Nutrien Diagnosa :
Domain Intake
Problem
|
Etiologi (berkaitan dgn)
|
Sign (dibuktikan dgn)
|
Ø Kelebihan intake Lemak
(NI-53.1)
|
Ø Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi dan makanan
|
Intake L = 125,87 % (lebih)
|
Domain Clinis
Problem
|
Etiologi (berkaitan dgn)
|
Symptom (dibuktikan dgn)
|
-
|
-
|
-
|
Domain
Perilaku
Problem
|
Etiologi (berkaitan dgn)
|
Symptom (dibuktikan dgn)
|
Ø Kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri
(NB- 1.4)
|
Ø Kurangnya pengetahuan tentang gizi
|
Ø Jarang mengonsumsi buah/sayur, tetapi sangat menyenangi ikan
Ø Suka mengonsumsi camilan yang gurih (chiki,camilan,dll)
|
Intervensi Gizi
Tujuan
:
1. Jangka panjang :
-
Meningkatkan BB anak / mempertahankan
status gizi anak
-
Menyediakan zat gizi
untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan
-
Meningkatkan daya tahan
tubuh agar anak tidak mudah terkena penyakit
infeksi
2. Jangka pendek :
- Menurunkan lemak dan menaikkan karbohidrat
-
Memperbaiki pola
makan menjadi lebih teratur dan bergizi
Jenis Diet
: rendah Lemak
·
BBI = (umur x 2) + 8
=
(9 x 2) + 8
= 26 kg
·
BMI =
=
= 4, 93 underweight
·
Perhitungan Energi :
AMB =
55 kg x 26 kg =1430
kkal
SDA =
5 % x 1430 kkal = 143 kkal
Pertumbuhan = 12 % x 1430 kkal =171,6
kkal
Aktivitas = 25 % x 1430 kkal =357,5
kkal
Feses = 10 % x 1430
kkal = +
Kebutuhan P = 1,5
gr x 26 kg
= 39 gr
·
P = x 100 % = 6,95 % = 39,01 gram
·
Kebutuhan L = = 49,891
gram
·
Kebutuhan KH = 100 % - 20 % - 6,95 %
= 73,05
% = 410,01
gram
·
Kebutuhan cairan = 9
thn
= 120
cc x 25
kg = 3000 cc
·
Kebutuhan Ca = 0,7 gr x 25 kg = 17,5 gr
·
Kebutuhan Fe = 9 mg
x 25 kg = 225 mg
·
Kebutuhan Vit. A =
500 µg (RE) x 25 kg = 12.500 µg (RE)
·
Kebutuhan Vit.B1 =
0,9 gr x 25 kg = 22,5 gr
·
Kebutuhan Vit. C =
45 mg x 25 kg = 1125 mg
Prinsip
Diet :
1.
Energi dan KH diberikan tinggi untuk
menyediakan energi yang cukup agar protein tidak dipecah menjadi energi
2. Protein diberikan
tinggi untuk mempertahankan keadaan sel-sel dan jaringan tubuh
3. Lemak diberikan cukup sesuai kebutuhan untuk menyediakan
alat-alat transpor Vit.Larut Lemak
4. Vitamin dan Mineral diberikan cukup untuk menunjang
proses metabolisme dalam tubuh dan mencegah penyakit degeneratif
5.
Cairan dan serat cukup
untuk melancarkan proses defekasi
Syarat
Diet :
1. Mengurangi makan makanan dan minuman yang manis
2.
Mudah cerna, tekstur
makanan tidak terlalu keras agar tidak merusak gigi yang masih gigi susu
3.
Suhu makanan tidak
telalu panas dan dingin agar tidak merusak gigi dan menghindari terkena pilek
4.
Memberikan daging dan
sayur yang tidak liat agar makanan yang disajikan terkonsumsi habis
5. Memberikan asupan vitamin dan mineral yang bersumber dari
sayur-sayuran dan buah-buahan
6.
Menu jangan dominan
dalam bentuk gorengan karena dapat merangsang batuk
7.
Tidak memberikan
makanan yang terlalu asam dan pedas karena dapat mengganggu saluran pencernaan
8.
Menu dipilih yang
disukai anak
9.
Disajikan dengan
potongan, penampilan dan peyajian yang menarik
10. Penyajian
PKTS à volume lambung anak yg masih kecil
11. Menghindari
pemberian makanan selingan/camilan terlalu banyak di antara waktu makan
Bentuk
Makanan : Makanan yang diberikan biasa, tetapi
mudah dicerna dan diusahakan agar mengonsumsi susu.
Frekuensi
Makanan : Makanan diberikan dengan pola makan
teratur dan seimbang. Dengan pemberian makanan 3x sehari dengan 2x selingan
ditambah dengan mengonsumsi susu.
Rute
: Oral
Edukasi
Gizi : Melalui konsultasi gizi
-
Topik : Memenuhi kebutuhan dan kecukupan
asupan – asupan zat gizi bagi anak usia sekolah
-
Sasaran : Dino dan Keluarga
-
Alat Peraga: Leatplet,
Food Model
-
Waktu : ± 30 menit
-
Materi : Pentingnya makanan bergizi dengan
asupan makanan tinggi kalori dan zat gizi seimbang untuk anak usia sekolah
Monitoring
Evaluating
·
Sesuai atau tidak
dengan rencana
·
Masih atau tidak sesuai
zat gizi yang diperlukan
·
Perubahan pola makan, apakah ada perubahan atau tidak
·
Perubahan perilaku,
apakah berubah atau tidak
·
Asupan makan, apakah
sudah benar atau tidak dalam memilih dan mengonsumsi jenis makanan yang tepat.
Komentar
Posting Komentar