makalah dan kasus NCP Anak Sekolah ( Evie (Mhs. Gizi Reg. XII_Poltekkes P.Raya))


BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,absobsi,transportasi,penyimpanan,metabolism dan pengeluaran zat – zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan ,pertumbuhan dan fungsi normal dari organ – organ,serta menghasilkan energy.
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi,yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat,tumbuh kembang dan produktif.Oleh karena itu,setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan.
Makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.apalagi untuk anak dalam masa sekolah,makanan merupakan sumber untuk membuat anak cerdas. Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Healt Organization) adalah kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu keduanya diperhatikan detile untuk masalah asupan gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya.inilah yang mendorong kami untuk member makalah tentang gizi anak sekolah.(istiqomah,2008)



B.TUJUAN

Mahasiswa mampu mendiskripsikan tentang gizi anak sekolah
·         Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang perlu diperhatikan mengenai gizi anak sekolah
·         Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan status gizi dan prestasi belajar siswa
·         Mahasiswa mampu menjelaskan tentang hal yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan

C. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini yaitu dengan cara metode kepustakaan atau studi literatur. Data diambil dari buku-buku maupun artikel-artikel di internet yang berhubungan dengan tema yang diangkat pada makalah ini.







BAB II
TINJAUAN  PUSTAKA

2.1 Pengertian gizi pada anak usia sekolah

WHO memberi batasan anak usia sekolah adalah anak dengan usia 6-12 tahun. Mereka berbeda dengan orang dewasa, karena anak mempunyai ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang, sampai berakhirnya masa remaja. Anak sekolah sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan tubuh yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks (Nasar, 2005). Anak usia sekolah sedang mengalami:
(1) Perkembangan fisik. Fisik anak usia sekolah lebih kuat dibandingkan usia dibawahnya, sehingga aktivitas fisiknya tampak lebih menonjol dan mempunyai kemampuan motorik/bermain ;
(2) Perkembangan mental. Anak mempunyai minat terhadap tugas-tugas sekolah seperti membaca, menulis, berhitung dan menggambar. Mereka senang bertanya kepada orang lain (guru atau orang tua) dimana mereka sedang mengeksplorasi apa yang dilihat dan dirasakan;
(3) Perkembangan emosi. Anak pada usia ini sudah mampu mengendalikan emosi. Anak sudah dapat mengendalikan emosi di lingkungannya tetapi di luar rumah kadang masih kurang;
(4)Perkembangan sosial. Anak sedang mempelajari cara bersosialisasi pada peran social dimasyarakat. 

Anak sekolah sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan seorang anak oleh karena itu diperlukan asupan makanan yang mengandung gizi seimbang, agar proses tersebut tidak terganggu. Pada masa sekolah selain peran orang tua, kesadaran anak sekolah juga diperlukan karena mereka sudah mampu memilih makanan mana yang diasukai. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Fase usia sekolah membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk menunjang masa pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan tubuh akan energi jauh lebih besar dibandingkan usia sebelumnya, karena anak sekolah lebih banyak melakukan aktivitas fisik seperti bermain, berolahraga atau membantu orangtuanya.
Memasuki usia 10-12 tahun, anak semakin membutuhkan energi dan zat gizi yang lebih besar dibanding anakyang berusia di bawahnya. Pada usia ini pemberian makanan untuk anak laki-laki dan perempuan mulai dibedakan. Gizi menjadi masalah yang penting bagi anak sekolah, karena gizi bisa mencerdaskananak. Anak yang kekurangan gizi mudah mengantuk dan kurang bergairah yang dapat menganggu proses belajar di sekolah dan menurun prestasi belajarnya, daya pikir anak juga akan kurang, karena pertumbuhan otaknya tidak optimal. Orang tua perlu memerikan perhatian pada anak usia sekolah, karena pada umumnya mereka disibukkan dengan berbagai kegiatan di luar rumah sehingga cenderung melupakan waktu makan termasuk kebiasaan makan pagi. Makan pagi yang cukup akan memenuhi kebutuhan energi selama belajar di sekolah, sekaligus mencegah penurunan kadar gula darah yang berakibat pada terganggunya konsentrasi anak dalam menerima pelajaran di sekolah. Pola asupan makanan yang tidak seimbang pada anak usia sekolah dalam jangka waktuyang lama akan menyebabkan kurangnya gizi dalam tubuh. Anak usia sekolah sangat memerlukan asupan makanan yang seimbang untuk menunjang tumbuh kembangnya. Anak sekolah perlu mendapat asupan gizi yang seimbang, sehingga akan tumbuh sesuaiperkembangan usianya dan ada kesesuaian antara BB/umur, TB/umur dan BB/TB. Pola asupan makanan dan pengaturan makanan untuk anak usia sekolah sangat pentingdilakukan. Diet seimbang anak usia sekolah yang baik adalah rendah lemak, tinggi kalsium dan adekuat tapi kalorinya tidak berlebihan. Syarat pemberian makanan bagi anak antara lain :
(1).  memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi yang sesuai dengan umurnya;
(2.   susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang;
 (3).  bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan faali anak;
(4).   memperhatikan kebersihan perorangan/anak dan lingkungan.

Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.


A. PERKEMBANGAN FISIK

1. Tinggi dan berat badan
Laju pertumbuhan selama tahun sekolah awal lebih lambat dari pada setelah lahir tetapi, meningkat secara terus menerus. Pada anak tertentu mungkin tidak mengikuti pola secara tepat. Anak usia sekolah lebih langsing dari pada anak usia prasekolah, sebagai akibat perubahan distribusi dan kekebalan lemak (Edelmen dan Mandle, 1994)
Sekolah memberi peluang pada anak untuk membandingkan dirinya dengan kelompok besar anak anak dengan usia yang sama. Pemeriksaan fisik yang biasanya diperlukan selama kelas 1 merupakan kesempatan yang baik perawat untuk mendiskusikan dengan anak dan orang tua tentang pengaruh genetic, nutrisi, dan olah raga terhadap tinggi dan berat badan. Anak laki laki sedikit labih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan selama tahun pertama sekolah. Kira kira 2 tahun sebelum pubertas. Anak mengalami peningkatan pertumbuhan yang cepat.

2. Fungsi kardiovaskular
Fungsi kardiovaskular baik dan stabil selama tahun usia sekolah. Denyut jantung rata- rata 70 – 90 denyut/menit, tekanan darah normal 110 / 70 mm Hg dan frekuensi pernafasan stabil 19 – 21, Pertumbuhan paru minimal dan pernafasan menjadi lebih lambat, lebih dalam, dan lebih teratur. Akan tetapi pada akhir periode ini jantung 6 kali ukurannya saat lahir dan umumnya sudah mencapai ukuran dewasa.

3. Fungsi neuromuscular
Anak usia sekolah menjadi labih lentur karena koordinasi otot besar meningkat dan kekuatannya dua kali lipat. Banyak anak berlatih ketrampilan motorik kasar yaitu berlari, melompat, menyeimbangkan gerak tubuh, dan menangkap selama bermain. Menghasilkan peningkatan ketrampilan neuromuscular. Perbedaan individual dalam kecepatan pencapaian penguasaan ketrampilan dasar mulai terlihat. Perbedaan individual dalam ketrampilan motorik terbentuk dalam partisipasi anak dalam aktivitas yang membutuhkan pergerakan otot yang terkoordinasi dan kemampuan motorik halus.
Ketrampilan motorik halus terlambat tertinggal oleh ketrampilan motorik kasar tetapi berkembang kira- kira dalam kecepatan yang sama, saat kontrol jari dan pergelangan tangan tercapai, anak menjadi pandai melakukan aktivitas. Ketrampilan meningkatkan motorik halus pada anak dalam pertengahan masa kanak – kanak membuat mereka menjadi sangat mandiri dalam merawat kebutuhan personal lain.
Mereka mengembangkan keinginan personal yang kuat dalam proses kebutuhan ini akan terpenuhi. Penyaklit dan hospitalisasi mengancam pengendalian anak dalam area ini. Maka sangat penting mengizinkan mereka untuk berpartisipasi dalam perawatan dan mempertimbangkan kemandirian sebanyak mungkin.

4. Nutrisi
Periode usia sekolah merupakan salah satu masalah nutrisi secara relative. Jika terjadi defisiensi biasany defisiensi zat besi, vitamin A, atau kalsium. Anak usia sekolah dapat belajar banyak hal tentang piramida makanan dan diet yang seimbang dengan membantu menyiapkan makanan. Perawat harus menganjurkan orang tua untuk menyediakan makanan dalam jumlah yang adekuat bagi anak untuk mendukung pertumbuhan dan aktivitas.


B. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada kemampuan untuk berfikir dengan cara yang logis. Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi di dominasi oleh persepsinya dan sekaligus kemampuan untuk memahami dunia secara luas. Sekitar 7 tahun, anak memasuki tahap piaget ketiga yaitu perkembangan kognitif, yang di kenal sebagai operasional konkret, ketika merewka mampu mengunakan symbol secara operasional (aktivitas mental) dalam pemikiran bukan kerja Mereka mulai menggunakan proses pemikiran yang logis dengan materi konkret. Periode ini di tandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan yaitu mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan. Pada akhir masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang sederhana.


1. Perkembangan bahasa
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan di nyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambing, gambar atau lukisan, dengan bahasa, semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama.
Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu sebagai berikut :
a. Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (orang-orang suara / bicara sudah berfungsi ) untuk berkata kata.
b. Proses belajar yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi/ meniru ucapan atau kata-kata yang di dengarnya.
Perkembagan bahasa sangat cepat selama masa kanak-kanak tengah dan pencapaian berbahasa tidak lagi sesuai dengan usianya. Rata-rata anak usia 6 tahun memiliki kosakata sekitar 3000 kata yang cepat berkembang dengan meluasnya pergaulan dengan teman sebaya dan orang dewasa serta kemampuannya membaca. Anak meningkatkan penggunaan berbahasa dan mengembangkan pengetahuan strukturalnya. Mereka menjadi lebih menyadari aturan sintaksis, aturan merangkai kta menjadi kalimat.


C. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Selama masa ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi dan ketrampilan yang penting bagi mereka yang berfungsi sama sepertu dewasa. Anak usia sekolah yang mendapatkan keberthasilan positif merasa adanya perasaan berharga. Anak-anak yang menghadapi kegagalan dapat merasakan mediokritas (biasa saja ) / perasaan tidak berharga yang dapat mengakibatkan menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.

1. Perkembangan moral
Kebutuhan kode moral dan aturan social menjadi lebih nyata sesuai kemampuan kognitif dan pengalaman social anak sekolah, mereka memandang aturan sebagai prinsip dasar kehidupan, bukan hanya perintah dari yang memiliki otoritas.
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Usaha untuk menanamkan konsep moral sejak dini merupakan hal yang seharusnya, karena informasi yang di terima anak mengenai benar salah, baik buruk, akan menjadi pedoman pada tingkah lakunya.

2. Hubungan sebaya
Anak usia sekolah menyukai sebaya ssejenis dari pada sebaya lain jenis. Identitas jender yang kuat dapat di lihat pada ikatan yang kuat dengan teman sejenis yang di pertahankan oleh anak biasa di sebut “geng“. Umumnya anak laki-laki dan perempuan memandang jenis kelamin yang berbeda secara negative. Pengaruh sebaya menjadi lebih berbeda selama tahap perkembangan ini. Konformitas terlihat pada perilaku, gaya berpakaian, dan pola berbicara yang di dorong dan dipengaruhi adanya kontak dengan sebaya. Identitas kelompok meningkat, seiring perubahan anak sekolah menuju adolesens.
 
3. Konsep diri dan kesehatan
Selama usia sekolah identitas dan konsep diri menjadi lebih kuat dan lebih individual. Persepsi sehat sakit berdasarkan pada fakta yang mudah diobservasi seperti adanya atau tidak adanya penyakit dan keadekuatan tidur atau makan. Kemampuan fungsional standar untuk kesehatan personal dan kesehatan yang lain dinilai.



D. MASALAH KESEHATAN SPESIFIK PADA ANAK USIA SEKOLAH
Kecelakaan dan cedera merupakan masalah kesehatan utama yang terjadi pada anak. Anak usia sekolah juga secara signifikan mengalami kanker, cacat lahir, pembunuhan, dan penyakit jantung. Pada kelompok usia ini, masalah ini  dari seluruh%memiliki angka mordibitas tinggi jumlah infeksi hamper 80 penyakit anak. Infeksi pernafasan merupakan prevalensi terbanyak, flu biasa tetap merupakan penyakit utama pada masa ini.
Beberapa kelompok lebih mudah mengalami penyakit dan ketidakmampuan, sering kali sebagai akibat adanya rintangan pencapaian pelayanan kesehatan. Retardasi mental, gangguan belajar, kerusakan sensasi, dan malnutrisi merupakan prevalensi terbanyak di antara anak-anak yang hidup dalam kemiskinan.


E. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH

1.Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

F. PROMOSI KESEHATAN SELAMA PERIODE USIA SEKOLAH
Periode usia sekolah merupakan periode klinis untuk penerimaan latihan perilaku dan kesehatan menuju kehidupan dewasa yang sehat. Jika tingkat kognisi meningkat pada periode ini, pendidikan kesehatan yang efektif harus dikembangkan dengan tapat. Promosi praktek kesehatan yang baik merupakan tanggung jawab perawat.
Selama progam ini, perawat berfokus pada pengembangan perilaku yang secara positif berpengaruh pada status kesehatan anak. Perawat dapat berperan untuk memenuhi tujuan kebijakan nasional dengan menigkatkan kebiasaan gaya hidup yang sehat termasuk nutrisi. Anak usia sekolah harus berpartisipasi dalam progam pendidikan yang memungkinkan mereka untuk merencanakan, memilih dan menyajikan makanan yang sehat. Perawat juga mengikutsertakan orang tua tentang peningkatan kesehatan yang tepatbagi anak usia sekolah. Orang tua perlu mengenali pentingnya kunjungan pemeliharaan kesehatan.


2.2 Faktor yang perlu diperhatikan mengenai gizi anak usia sekolah.

1.              Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan. 
Anak SD yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu padaskil anak. Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan mental anak. Karenatentunya fisk dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan.makanan yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya.Pengetahuan keluarga akan gizi sangat berpengaruh disini.
2.              Selalu Aktif.
Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisidan energi juga akan semakin banyak diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah merupakan usia yang senang bermain. Senang menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar.Untuk itu perlunya nutrisi dan asupan energi yang banyak untuk menunjang aktifitas fisiknya.Sulitnya untuk mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan yang perlu dihadapi olehorang tua. Untuk itu pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk mempelajarinya.
3.              Perubahan Sikap Terhadap Makanan.
 Anak Usia SD tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi, perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi makanan sepertinya harus digalakkan.
4.              Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.
Telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. Kriteria makanan yang banyak disukai oleh anak usia ini adalah makanan yang banyak mengandung gula dan mempunyai warna yang cerah sehingga menarik anak untuk mengkonsumsinya.

2.3 Waspada pola makan anak usia sekolah !

 Para orang tua dewasa ini kurang menyadari arti penting suatu nutrisi dan gizi anak usia sekolah bahwa umumnya mereka tidak paham atau memang masa bodoh atau kemungkinan pula karena faktor ekonomi sehingga mengabaikan kedua faktor tersebut (nutrisi dan gizi anak). Padahal nutrisi dan gizi adalah sangat menentukan untuk tumbuh kembangnya pertumbuhan anak-anak kita di kemudian hari secara optimal. Nutrisi anak tidak boleh hingga usia 5 tahun tetapi terus dilanjutkan pada usia sekolah sampai 18 tahun. Menurut pengamatan dr.Samuel Oetoro, kebanyakan orangtua beranggapan bahwa,kebutuhan nutrisi usia 5-18 tahun serupa dengan orang dewasa , sehingga tidak perlu perhatian khusus. Disamping itu,faktor anak yang sulit makan, membuat kerawanan nutrisi di usia sekolah, baik itu kekurangan nutrisi (malnutrisi),maupun kelebihan nutrisi (over nutrisi). Anak-anak yang pemilih (picky eater) cenderung memilih menu yang setiap hari ,sehingga miskin kandungan gizi. Sedangkan anak yang kegemukan (obesitas) memiliki pola makan berulang-ulang, tidak terjadwal, dalam porsi besar, serta minim aktifitas.

Sebagai orangtua, tentu kita tak bisa mengabaikan nutrisi dan gizi anak agar ia tumbuh optimal. Akan tetapi, perhatian orangtua terhadap kebutuhan nutrisi anak seringkali terabaikan begitu ia memasuki usia sekolah. Padahal, perkembangan anak tidak berhenti di usia 5 tahun, tapi terus hingga usia 18 tahun.Menurut pengamatan dr. Samuel Oetoro, Sp.GK, kebanyakan orangtua menganggap kebutuhan nutrisi anak usia 5-18 tahun serupa dengan orang dewasa sehingga tidak perlu perhatian khusus. Selain itu, faktor anak yang sulit makan juga membuat anak di usia sekolah mengalami kerawanan nutrisi, baik kekurangan (malnutrisi) atau kelebihan gizi (overnutrisi). Anak-anak yang termasuk picky eater (pemilih) cenderung hanya mau makan dengan menu yang sama setiap hari sehingga miskin dari kandungan gizi. Sebaliknya anak yang obesitas memiliki pola makan berulang-ulang, tidak terjadwal, dalam porsi besar, dan minim aktivitas.
 
            Selain itu, dr.Fiastuti Witjaksono MS, SpGK, mengatakan pola makan anak akan memengaruhi pola makannya di usia dewasa kelak. "Bila sejak kecil anak tidakdibiasakan makanan sehat, saat dewasa ia juga menolak makanan yang sehat," katanya.Karena itulah peran orangtua sangaat penting untuk mengarahkan pola makan anaknyauntuk mendapatkan makanan kaya nutrisi. Misalnya saja dengan menyediakan variasi menu yang sehat, membawakan bekal ke sekolah, serta membiasakan anak untuk makan bersama.
Para ahli mengatakan, mengontrol pola makan anak bila dilakukan lewat kebiasaan makan bersama. Kegiatan makan bersama di meja makan bukan sekadar untuk mengisi perut yang lapar, tapi juga ajang bagi orangtua untuk memberi pengajaran tentang gizi dan disiplin.
Untuk anak-anak usia sekolah, dr.Samuel menyarankan agar orangtua menyediakanmakanan yang mengandung energi, seperti karbohidrat, lemak, dan protein, serta vitamin."Tanpa vitamin, makanan yang diasup tidak akan optimal diubah menjadi energi. Seluruhfaktor ini diperlukan untuk pembentukan otot, tulang, sel-sel organ, serta membantu penghantaran informasi di otak," katanya.
Untuk melengkapi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien anak, dr. Samuel menyarankan agar orangtua membiasakan anaknya tetap minum susu. "Susu merupakan salah satu bahan makanan sumber kalsium dan protein yang sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan yang meningkat ini," katanya.kalsium dan protein merupakan zat gizi kunci untuk pertumbuhan fisik anak karena sangatdibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan otot. Protein juga dibutuhkan untuk perkembangan fungsi otak sehingga dapat meningkatkan fungsi kognitif anak.Selain itu, anak sudah menyukai rasa susu sejak masa bayi, susu mudah dicerna dan diserap oleh organ pencernaan anak, dan susu dapat dijadikan media untuk memasukkanzat gizi penting yang dibutuhkan oleh anak dalam melanjutkan proses tumbuh-kembangnya sampai usia 18 tahun.

2.4 Bagus Nutrisi untuk Anak-Anak & Remaja

Semua orang tua ingin anak-anak mereka menjadi sehat. Sebagai anak-anak usia sekolah dasar mengalami perubahan fisik yang luar biasa dari segala jenis, asupan makanan mereka menjadi aspek penting dari pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa makanan bergizi tidak hanya membuat anak lebih sehat, itu membuatnya emosional lebih stabil, dan meningkatkan kinerja sekolah. Nampaknya kemudian yang memperhatikan anak-anak makanan kita membayar dividen yang tinggi. Jika anak-anak kita hanya berpikir begitu, juga! Karena anak-anak cenderung peringkat 'orang tua pandangan mereka tentang makanan bersama dengan pandangan yang tidak populer mereka pada jam malam, musik rock, gaya rambut, dll, terserah pada orang tua saja.








BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gizi Anak Sekolah
Pada golongan usia ini (6-12 tahun),gigi susu sudah tanggal dan berganti dengangigi permanen.Anak sudah lebih aktif memilih makanan yang disukai atau disebut konsumen aktif.berbeda dengan umur sebelumnya yang masih tergantung denga orang tua yang menyediakan makanan.
Anak sekolah biasanya mempunyai kebiasaan jajan makanan tinggi kalori yang rendah serat,sehingga sangat rentan terjadi kegemukan atau obesitas. Kebutuhan energy anak sekolah(10 – 12)lebih besar dari pada sebelumnya karena pertumbuhan lebih cepat,terutama penambahan tinggi badan.

1.Anak Usia Sekolah
      Cirinya :
masa pertumbuhan masih yang cepat sangat aktif.
masa belajar : kerja otak
HARUS mendapat makanan yang bergizi dalam kuantitas dan kualitas yang tepat.

Faktanya :
Dijumpai adanya masalah gizi kurang pada anak sekolah, lingkungan fisik yang buruk dengan sanitasi lingkungan dan sosial ekonomi yang jelek, yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan anak yang optimal. Diperberat lagi dengan perilaku keluarga yang tidakmembiasakan memberi makan kepada anak sebelum berangkat sekolah.(GDH,SUYATNO,1995)

2. Pertumbuhan dan Perkembangan  anak usia Sekolah Dasar:

Jasmani : Periode ini disebut periode memanjang  secara fisik fungsi organ otak mulai terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasannya cukup pesat.

Jiwani : Anak mulai banyak melihat dan bertanya, fantasinya berkurang karena melihat kenyataan, ingatan kuat daya kritis mulai tumbuh, ingin berinisiatif dan bertanggung jawab.

Rohani : Anak mulai memasukkan dalam pikirannya tentang Tuhan mulai memisahkan konsep pikiran tentang Tuhan dengan orangtuanya.

Sosial : Kegiatan anak mulai berkelompok dan mengarah pada tujuan tetapi masih egosentris,
kegiatannya hanya satu jenis dan mulai membuat "Gang" dengan kompetisi tinggi.
GDH – Suyatno










3.2 Permasalahan Kesehatan Anak Usia Sekolah


1.Penyakit Menular Pada Anak Sekolah:

•Penyakit yang cukup mengganggu dan berpotensi mengakibatkan keadaan bahaya hingga mengancam jiwa.

•Sekolah adalah merupakan tempat yang paling penting sebagai sumber penularan penyakit infeksi
pada anak sekolah.

•Penyakit menular tsb adalah: Demam Berdarah Dengue, Infeksi Tangan Mulut, Campak, Rubela
(campak jerman), Cacar Air, Gondong dan infeksi mata (Konjungtivitis Virus). GDH -Suyatno


2. Penyakit Non Infeksi pada Anak Sekolah

a. Alergi Pada Anak Sekolah

b. Infeksi Parasit Cacing:
prevalensi penyakit cacingan sebesar 60-70%.kasus infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) sekitar 25 - 35 persen dan cacing cambuk (Trichuris trichiura) 65 - 75 persen.Resiko tertinggi terutama kelompok anak yang mempunyai kebiasaan defekasi di saluran air terbuka dan sekitar rumah, makan tanpa cuci tangan, dan bermain-main di tanah yang tercemar telur cacing tanpa alas kaki. GDH – Suyatno

c. Gangguan Pertumbuhan

Sering disebut gagal tumbuh atau “Failure to thrive”
Penyebab yang paling sering adalah:
ketidaknormalan pada sistem saluran cerna, diantaranya adalah malbsorbsi atau gangguan enzim
pencernaan sehingga intake tidak edekuat. Infeksi: HIV,TBC, Infeksi saluran kencing
Penyebab yang agak jarang adalah Ketidaknormalan kromosom seperti Down syndrome
dan Turner's syndrome ,Gangguan sistem organ besar (mayor) seperti jantung, ginjal, otak dan lainnya, Ketidaknormalan sistem hormon (kekurangan hormone tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan, hormone Pituitary, Diabetes, adrenal),Kerusakan otak atau susunan saraf pusat, akan menyebabkan gangguan kesulitan makan dll
GDH – Suyatno


3.3. Faktor yang Perlu Diperhatikan Mengenai Gizi Anak Sekolah

1. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.
Anak Sd yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu pada skil anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan mental anak. Karena tentunya fisk dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. makanan yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga akan gizi sangat berpengaruh disini.

2. Selalu Aktif.
Semakiin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan energi juga akan semaki banyak diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah merupakan usia yang senang bermain. Senang menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya nutrisi dan asupan energi yang banyakuntuk menunjang aktifitas fisiknya.
Sulitnya untuk mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan yang perlu dihadapi oleh orang tua. Untuk itu pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk mempelajarinya.
3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.
Anak Usia Sd tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi, perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi makanan sepertinya harus digalakan.

4. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.
Ya telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. Kriteria makanan yang banyak disukai oleh anak usia ini adalah makanan yang banyak mengandung gula dan mempunyai warna yang cerah sehingga menarik anak untuk mengkonsumsinya.


3.4. Hubungan Status Gizi dan Prestasi Belajar Siswa
Pengaruh makanan terhadap perkembangan otak, apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. Jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan organisasi biokimia dalam otak. Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak (Anwar, 2008).


3.5. Hal yang Mempengaruhi Perkembangan Kecerdasan

Ada 3 hal yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak ,yaitu :

Genetik
• Faktor genetik merupakan potensi dasar dalam perkembangan kecerdasan.Tetapi faktor genetik bukanlah yang terpenting.

• Sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan dari ke 3 faktor tsb yang berperan lebih besar.

• Setiap mahluk hidup mempunyai masa pertumbuhan otak yang berbeda.

• Pada manusia masa cepat tumbuh otak terjadi pada masa kelahiran Þ 18 bulan.

• Jumlah sel otak pada waktu lahir Þ 66 % padahal berat otak baru 27 %.

• Masa rawan otak bisa terjadi di berbagai fase.

• Otak paling rentan thd kurang gizi Þ masa cepat tumbuh (mggu 30), usia kehamilan dan 18 bulan sesudah lahir.

Lingkungan
• Anggapan lain Þ faktor sosial dan lingkungan penting dalam menentukan kecerdasan anak
• Secara teori faktor sosial dan lingkungan ini berperan kecil bila kekurangan gizi
terjadi pada masa cepat tumbuh otak, karena kekurangan yang terjadi pada masa tsb bersifat irreversible (tidak dapat pulih).


3.6 GIZI

Gizi menentukan karakter pertumbuhan

• Pertumbuhan anak sehat dan normal sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya.

• Pertumbuhan ini sangat berpengaruh oleh intake zat gizi yang dikonsumsi dalam
bentuk makanan.

• Kekurangan atau kelebihan gizi akan dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari pola standar.

• Fisik Þ indikator utk mengukur status gizi.

• Anak-anak dari tingkat sosial ekonomi rendah sangat rawan terhadap gizi kurang,
• Pola pertumbuhan yang secara rasial dulu dianggap pendek terbukti bisa diperbaiki dengan konsumsi gizi yang baik.

• Survei di Jepang tahun 1982 Þ remaja pria usia 14 tahun yang lahir sesudah PD
II mempunyai tinggi badan 7,6 cm lebih tinggi di bandingkan dengan mereka
dilahirkan sebelum PD II. Peningkatan disebabkan oleh konsumsi protein hewani.

Gizi untuk Menunjang Aktivitas Sekolah
Agar tetap fit janganlah meninggalkan sarapan pagi. Bila tidak sarapan, kadar gula darah turun padahal merupakan energi utama bagi otak. Dampak negatifnya adalah ketidak seimbangan sistem syaraf pusat diikuti :

1. Pusing
2. Badan gemetar
3. Rasa lelah, berkeringat dingin
4. Gairah belajar menurun.
Jajan bagi anak-anak merupakan fenomena yang menarik untuk ditelaah karena berbagai hal :

1. Upaya Pemenuhan energi membuat aktivitas sekolah yang tinggi
2. Menumbuhkan kebiasaan penganekaragaman pangan sejak kecil
3. Memberikan perasaan meningkatnya gengsi anak di mata teman-temannya

3.7 Hubungan Gizi dengan Kesehatan Anak
Defisiensi gizi sering dihubungkan dengan infeksi. Infeksi bisa berhubungan dengan gangguan guzu mealui beberapa cara yaitu mempengaruhi nafsu makan, dapat juga menyebabkan kehilangan bahan makanan karena diare/muntah-muntah atau mempengaruhi metabolisme makanan dan banyak cara lain lagi.
Secara umum, defisiensi gizi sering merupakan awal dari gangguan sistem kekebalan tubuh. Gizi kuran dan infeksi, kedua-duanya dapat bermula dari kemiskinan dan lingkungan yang tidak sehat dengan sanitasi buruk. Selain itu juga diketahui bahwa infeksi menghambat reaksi imunologis yang normal dengan menghabiskan sumber-sumber energi.
Gangguan gizi dan infeksi dapat saling berhubungan sehingga memberikan prognosis yang lebih buruk. Infeksi memperburuk taraf gizi dan sebaliknya, gangguan gizi memperburuk kemampun anak untuk mengatasi penyakit infeksi. Kuman-kuman yang kurang berbahaya bagi anak-anak dengan gizi baik, bisa menyebabkan kematian pada anak-anak gizi buruk.








BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rendahnya asupan gizi anak usia sekolah diakibatkan oleh banyak faktor. Anak usia sekolah sangat rentan dengan asupan gizi yang rendah atau buruk. Pada usia ini pola makan anak dipengaruhi oleh teman dan lingkungan sekitarnya. Jajanan yang banyak dijual di sekolah-sekolah termasuk ke dalam makanan yang tidak bergizi sehingga dapat dikatakan bahwa anak usia sekolah sangat rentan dengan asupan gizi yang buruk.
Asupan gizi yang buruk dapat berakibat fatal apabila terus dibiarkan, defisiensi kalori yang dihasilkan protein akan menimbulkan penyakit seperti marasmus dan kwashiorkor, defisiensi zat besi akan mengganggu kerja hemoglobin dalam transportasi O2 keseluruh tubuh, defisiensi zat seng akan mengganggu proses metabolism protein. Selain itu, buruknya status gizi anak sekolah semakin memperburuk kondisi bangsa Indonesia karena generasi penerusnya tidak produktif. Perbaikan status gizi dengan asupan gizi yang baik akan memberikan banyak perubahan. Orang tua saat ini terlalu membiarkan anaknya mengkonsumsi jajanan yang ada di sekolah. Membiasakan anak untuk sarapan pagi sebelum berangkat sekolah merupakan cara yang efektif dalam mengurangi kemungkinan anak membeli makanan di luar rumah.

4.2 Saran
Peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan makanan yang bergizi dan mengajarkan anak untuk mengonsumsi atau memilih makanan yang bergizi. Pendekatan yang baik dengan anak dan komunikasi atau cara penyampain pendidikan dasar mengenai makanan yang bergizi dapat membuat anak lebih berhati-hati dalam memilih makanan atau jajanan. Perhatian dari kedua orang tua sangat diperlukan terutama pada jajanan dan makanan kesukaannya. Makanan yang diberikan saat dirumah hendaknya memperhatikan nilai gizi dengan menyesuaikan kondisi social ekonomi keluarga.
Peran guru di sekolah sangat dibutuhkan guna memberikan pendidikan dasar dan pengawasan secara aktif mengenai makanan atau jajanan yang baik dikonsumsi dan tidak baik untuk dikonsumsi. Perlu pengawasan di sekitar lingkungan sekolah akan jajanan yang bergizi dan tidak bergizi dan melarang pedagang di sekitar sekolah menjual makanan yang tidak bergizi.
Perlu penanganan secara khusus dari pemerintah untuk menangani permasalahan ini. Sosialisasi mengenai asupan gizi yang dibutuhkan oleh anak sekolah dasar dapat dilakukan sebagai upaya promotif untuk meningkatkan status gizi anak sekolah dasar.
























DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Ayubi, Dian. 2007. Bahan Kuliah Dasar PKIP. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
Fikawati, Sandra. 2008. Kumpulan Materi Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok : FKM UI L.Balia,Roosita.2008. Kebutuhan Nutrisi Anak untuk Pertumbuhan dan Perkembangannya Noname.2010. 4 Faktor Yang Perlu Diperhatikan Mengenai Gizi Anak Usia Sekolah
Sayogo,Savitri.2008.Kebutuhan Nutrisi dan Tumbuh Kembang Anak
Suhardjo. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius
Suyatno.1995.Gizi Anak Sekolah

 
Dosen : Retno Ayu Hapsari, S.Gz                                 Nama  : Evie Saswari
NIM : PO.62.31.3.11.164
M.K : Gizi Dalam Daur Kehidupan


Kasus 1

Seorang anak laki-laki siswa kelas 4 sekolah dasar bernama Dino. Dino saat ini berusia 9 tahun dengan BB 25 kg dan TB 135 cm. Ayah dan Ibu Dino bekerja sebagai karyawan swasta. Dino adalah anak yang aktiv dengan berbagai kegiatan. Setiap hari setelah pulang sekolah Dino mengikuti bimbingan belajar dan kegiatan ekstra kurikuler di sekolahnya. Dino termasuk dalam anak yang kurang menyukai buah dan sayuran, namun sangat menyenangi ikan. Hampir setiap hari Dino meminta ibunya untuk menggoreng ikan dan akan ia makan dengan nasi yang diberi kecap tanpa ada sayur/buah. Sedangkan untuk camilan Dino menyukai snack ringan yang gurih (seperti chiki, keripik, dll). Belakangan ini Dino sering mengeluh kurang nafsu makan.
Hasil recall diperoleh : E = 1805 kal, P = 32,5 gram, L = 62,8 gram, KH = 294,5 gram

Kaji kasus dengan NCP!

Jawab :
Nama   : Dino, usia 9 tahun, BB 25 kg, TB 135 cm

·         BBI     = (umur x 2) + 8                       
= (9 x 2) + 8
= 26 kg

·         BMI    =
=
= 4, 93                underweight
  

·         Perhitungan Energi :
AMB               = 55 kg x 26 kg           =1430 kkal
SDA                = 5 % x 1430 kkal       = 143 kkal
Pertumbuhan   = 12 % x 1430 kkal     =171,6 kkal
Aktivitas         = 25 % x 1430 kkal     =357,5 kkal
Feses               = 10 % x 1430 kkal     = +

Kebutuhan  P  = 1,5 gr x 26 kg
                        = 39 gr
·         P =  x 100 % = 6,95 %   = 39,01 gram
·         Kebutuhan                  L =  = 49,891 gram
·         Kebutuhan KH = 100 % - 20 % - 6,95 %
                           = 73,05 %   = 410,01 gram
·         Kebutuhan cairan        = 9 thn  = 120 cc x 25 kg = 3000 cc
·         Kebutuhan Ca = 0,7 gr x 25 kg = 17,5 gr
·         Kebutuhan Fe = 9 mg x 25 kg = 225 mg
·         Kebutuhan Vit. A = 500 µg (RE) x 25 kg = 12.500 µg (RE)
·         Kebutuhan Vit.B1 = 0,9 gr x 25 kg = 22,5 gr
·         Kebutuhan Vit. C = 45 mg x 25 kg = 1125 mg


NCP
Identitas Pasien/Klien :
Nama         : Dino
Umur         : 9 tahun
BB             : 25 kg
TB             : 135 cm


Skrining Gizi
NO
INDIKATOR
YA
TIDAK
1
Perubahan BB

P
2
Nafsu makan kurang
P

3
Kesulitan mengunyah dan menelan

P
4
Mual dan mentah

P
5
Diare/konstipasi

P
6
Alergi/intoleransi zat gizi

P
7
Diet khusus

P
8
Enteral/parenteral

P
9
Serum albumin rendah

P
10
Status gizi normal
P 







Nutrition Assesment
Antropometri
BB = 9 kg, Panjang badan = 135 cm   BBI = 26 kg
BMI = 4,93         Underweight
Biokimia
-
Clinis
 -
Fisik
Mengeluh kurang nafsu makan
Dietary history
(riwayat makan)
Dino adalah anak yang termasuk kurang menyukai buah dan sayuran tetapi sangat menyenangi ikan. Hampir setiap hari ia meminta ibunya menggoreng ikan dan memakannya dengan nasi yang telah dicampur kecap tanpa ada tambahan sayur / buah. Dino juga sangat menyukai camilan seperti snack ringan yang gurih (seperti chiki, keripik, dll).
Audit Gizi :
Ø    E     =  x 100 % = 80,39 % (baik)

Ø    P     =  x 100 % = 83,34 % (baik)

Ø    L     =  x 100 % = 125,87 % (lebih)

Ø    KH =  x 100 % = 71,82 % (sedang)
Aktivitas fisik
Dino aktif dalam berbagai kegiatan, seperti Bimbingan Belajar dan kegitan ekstrakurikuler disekolahnya.


Nutrien Diagnosa :
Domain  Intake
Problem
Etiologi (berkaitan dgn)
Sign (dibuktikan dgn)
Ø Kelebihan intake Lemak
(NI-53.1)
Ø  Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi dan makanan
Intake L = 125,87 % (lebih)

Domain  Clinis
Problem
Etiologi (berkaitan dgn)
Symptom (dibuktikan dgn)
-
-

-

Domain  Perilaku
Problem
Etiologi (berkaitan dgn)
Symptom (dibuktikan dgn)
Ø  Kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri
(NB- 1.4)
Ø  Kurangnya pengetahuan tentang gizi


Ø  Jarang mengonsumsi buah/sayur, tetapi sangat menyenangi ikan
Ø  Suka mengonsumsi camilan yang gurih (chiki,camilan,dll)



Intervensi Gizi
Tujuan :
1.      Jangka panjang            :  -   Meningkatkan BB anak / mempertahankan status gizi anak
-          Menyediakan zat gizi untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan
-          Meningkatkan daya tahan tubuh agar anak tidak mudah     terkena penyakit infeksi
 
2.      Jangka pendek            : - Menurunkan lemak dan menaikkan karbohidrat
-          Memperbaiki pola makan menjadi lebih teratur dan bergizi
Jenis Diet : rendah Lemak
·         BBI     = (umur x 2) + 8                       
= (9 x 2) + 8
= 26 kg

·         BMI    =
=
= 4, 93                underweight
  
·         Perhitungan Energi :
AMB               = 55 kg x 26 kg           =1430 kkal
SDA                = 5 % x 1430 kkal       = 143 kkal
Pertumbuhan   = 12 % x 1430 kkal     =171,6 kkal
Aktivitas         = 25 % x 1430 kkal     =357,5 kkal
Feses               = 10 % x 1430 kkal     = +

Kebutuhan  P  = 1,5 gr x 26 kg
                        = 39 gr
·         P =  x 100 % = 6,95 %   = 39,01 gram
·         Kebutuhan                  L =  = 49,891 gram
·         Kebutuhan KH = 100 % - 20 % - 6,95 %
                           = 73,05 %   = 410,01 gram
·         Kebutuhan cairan        = 9 thn  = 120 cc x 25 kg = 3000 cc
·         Kebutuhan Ca = 0,7 gr x 25 kg = 17,5 gr
·         Kebutuhan Fe = 9 mg x 25 kg = 225 mg
·         Kebutuhan Vit. A = 500 µg (RE) x 25 kg = 12.500 µg (RE)
·         Kebutuhan Vit.B1 = 0,9 gr x 25 kg = 22,5 gr
·         Kebutuhan Vit. C = 45 mg x 25 kg = 1125 mg


Prinsip Diet :
1.      Energi dan KH diberikan tinggi untuk menyediakan energi yang cukup agar protein tidak dipecah menjadi energi
2.       Protein diberikan tinggi untuk mempertahankan keadaan sel-sel dan jaringan tubuh
3.      Lemak diberikan cukup sesuai kebutuhan untuk menyediakan alat-alat transpor Vit.Larut Lemak
4.      Vitamin dan Mineral diberikan cukup untuk menunjang proses metabolisme dalam tubuh dan mencegah penyakit degeneratif
5.      Cairan dan serat cukup untuk melancarkan proses defekasi

Syarat Diet :
1.      Mengurangi makan makanan dan minuman yang manis
2.      Mudah cerna, tekstur makanan tidak terlalu keras agar tidak merusak gigi yang masih gigi susu
3.      Suhu makanan tidak telalu panas dan dingin agar tidak merusak gigi dan menghindari terkena pilek
4.      Memberikan daging dan sayur yang tidak liat agar makanan yang disajikan terkonsumsi habis
5.      Memberikan asupan vitamin dan mineral yang bersumber dari sayur-sayuran dan buah-buahan
6.      Menu jangan dominan dalam bentuk gorengan karena dapat merangsang batuk
7.      Tidak memberikan makanan yang terlalu asam dan pedas karena dapat mengganggu saluran pencernaan
8.      Menu dipilih yang disukai anak
9.      Disajikan dengan potongan, penampilan dan peyajian yang menarik
10.  Penyajian PKTS à volume lambung anak yg masih kecil
11.  Menghindari pemberian makanan selingan/camilan terlalu banyak di antara waktu makan

Bentuk Makanan : Makanan yang diberikan biasa, tetapi mudah dicerna dan diusahakan agar mengonsumsi susu.

Frekuensi Makanan : Makanan diberikan dengan pola makan teratur dan seimbang. Dengan pemberian makanan 3x sehari dengan 2x selingan ditambah dengan mengonsumsi susu.
Rute : Oral
Edukasi Gizi : Melalui konsultasi gizi
-          Topik         : Memenuhi kebutuhan dan kecukupan asupan – asupan zat gizi bagi anak usia sekolah
-          Sasaran      : Dino dan Keluarga
-          Alat Peraga: Leatplet, Food Model
-          Waktu       : ± 30 menit
-          Materi        : Pentingnya makanan bergizi dengan asupan makanan tinggi kalori dan zat gizi seimbang untuk anak usia sekolah
                  
Monitoring Evaluating
·         Sesuai atau tidak dengan rencana
·         Masih atau tidak sesuai zat gizi yang diperlukan
·         Perubahan pola makan, apakah ada perubahan atau tidak
·         Perubahan perilaku, apakah berubah atau tidak
·         Asupan makan, apakah sudah benar atau tidak dalam memilih dan mengonsumsi jenis makanan yang tepat.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

laporan Praktek ITP - Pembuatan Syrup Apel

Kasus Pankreatitis Akut