Sterilisasi _ Mikrobiologi Gizi

Rabu, 3 Oktober 2012
TUGAS KELOMPOK
MIKROBIOLOGI PANGAN
“STERILISASI”


¬¬¬¬¬Oleh :

AMALIA AGUSTINA PO.62.31.3.11.156
ASTIKA PUTRI SIHOMBING PO.62.31.3.11.159
EVIE SASWARI PO.62.31.3.11.164
JANE FRIANA PO.62.31.3.11.172
YOLANDA SARI PO.62.31.3.11.197

JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN PALANGKARAYA
TAHUN 2012

MATERI : STERILISASI
Pertanyaan
1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam sterilisasi !
2. Apa yang dimaksud dengan cara kerja secara aseptis?
3. Mengapa teknik aseptis perlu diterapkan dalam praktikum mikrobiologi?
4. Kapan teknik aseptis diterapkan?
5. Hal-hal apa sajakah yang perlu diterapkan dalam teknik aseptis?
6. Bagaimanakah prosedur aseptis dari ;
a. Mensterilkan meja kerja
b. Memindahkan biakan (streak)
c. Menuang media
d. Pipetting
7. Jelaskan prinsip autoklaf !
8. Jelaskan prinsip kerja Biological Safety Cabinet !

Jawaban
1. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
(1). Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
(2). Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
• Pemanasan
a). Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b). Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c). Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d). Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
• Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
(3). Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.

2. Yang dimaksud dengan cara kerja secara aseptis adalah melakukan prosedur kerja mulai dari mensterilkan meja kerja hingga pippeting selalu dekat dengan api, terutama ketika memindahkan biakan (streak) agar mikroorganisme yang akan dipindahkan tidak mengenai/tidak menjangkiti si pemindah biakan tersebut.

3. Teknik aseptis pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Sedangkan, keduanya diperlukan untuk ketelitian , keakuratan dan kesterilan dari kontaminan dari suatu perlakuan.
4. Teknik aseptis seharusnya digunakan saat kita bekerja dengan mikroorganisme hidup dan dengan segala media pertumbuhannya.
• teknik aseptis sebaiknya digunakan ketika kita tidak ingin larutan dari suatu botol tidak berubah sifat akibat aktivitas mikroorganisme, seperti saat membuat buffer meskipun buffer dengan konsentrasi garam tinggi atau mengandung deterjen.
• teknik aseptis disarankan pada saat kita bekerja menggunakan agen atau senyawa yang berbahaya seperti bahan kimia beracun atau bahan radioaktif. Tentu saja perlindungan diri sendiri dari bahaya senyawa ini lebih penting.

5. Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam tabung/cawan/erlenmeyer sebaiknya
1. Bagian mulut (bagian yang memungkinkan kontaminan masuk) dibakar/dilewatkan api terlebih dahulu.
2. Pinset, batang l, dll dapat disemprot dengan alkohol terlebih dahulu lalu dibakar.
3. Ujung jarum inokulum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin dahulu atau dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transfer panas yang terjadi.
4. Usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan ke bagian api
5. Jika kerja di safety cabinet tidak perlu memakai pembakar bunsen tetapi jika di luar safety cabinet maka semakin banyak sumber api maka semakin terjamin kondisi aseptisnya

6. prosedur kerja aseptis :
a. Mensterilkan meja kerja
1. Siapkan alkohol 70 %
2. Semprot sekitar meja dengan alkohol 70 % beberapa kali hingga merata
3. Semprot meja, kemudian semprot tangan dengan alkohol
4. Letakkan alat dan bahan yang diperlukan
5. Semprot lagi alkohol ke semua peralatan alat
6. Setelah didiamkan dan akan mulai bekerja, tangan disemprot lagi dengan alkohol dan diusapkan keseluruh permukaan tangan
7. Letakkan pembakar spritus lalu biarkan sebentar
(cat. : alkohol sangat mudah terbakar ! )
b. Memindah biakan (streak)
1. Sediakan api spritus, pipet dan tabung reaksi yg bertutup yang sudah disterilkan
2. Panaskan/bakar seluruh pipet dan mulut tabung hingga memijar, tunggu sampai dingin
3. Ambil satu biakan
4. Streak ring-ring menggunakan jarum inokelum
5. Bakar lagi kontaminan dari proses transfer hilang
6. Tutup tabung reaksinya
7. Bakar jarum inokelum untuk membunuh biakan (bakteri) sisa

c. Menuang media
1. Siapkan erlenmeyer, panaskan mulutnya
2. Tuang media saat masih cair (>45oC)
3. Ratakan dengan menggoyang cawan secara perlahan-lahan.

d. Pippeting
1. Siapkan pipet
2. Usahakan daerah ujung pipet berdekatan dengan api
3. Buka tutup tabung kemudian bakar mulut tabung
4. Sedot cairan dengan menekan “S” pada trill
5. Pindahkan ketabung lainnya dan keluarkan dengan memencat “E”
6. Bakar lagi mulut tabung kemudian tutup rapat.



7. Prinsip Kerja Autoklaf :
Autoklaf adalah alat untuk memsterilkan berbagai macam alat & bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 1210C. Untuk cara kerja penggunaan autoklaf telah disampaikan di depan. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 1210C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 1210C atau 249,8 0F adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 1000C, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu 1210C. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 1210C untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 1210C dan tekanan 15 psi selama 15 menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.
Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakan mikroba pengguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus stearothermophillus, lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore strip ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisai lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka menunjukkan autoklaf telah bekerja dengan baik.

8. Prinsip kerja Biological Saferty Cabinet
Biological Safety Cabinet merupakan kabinet kerja yang sterilkan untuk kerja mikrobiologi. BSC memiliki suatu pengatur aliran udara yang menciptakan aliran udara kotor (dimungkinkan ada kontaminan) untuk disaring dan diresirkulasi melalui filter.
BSC juga disebut biosafety hood, dan juga dikenal dengan Laminar flow hood atau Class II vertical flow cabinet yang menyediakan alat filtrasi dan aliran udara yang bersirkulasi didalam ruang kerja. Aliran udara diatur untuk menghambat udara luar masuk dan udara di dalam keluar, untuk mencegah kontaminasi dari luar dan pencemaran bakteri dari ruang BSC. Udara yang keluar disaring melewati penyaring sehingga sel-sel yang berbahaya tidak lepas keluar ke ruangan lain.
BSC yang dimiliki Lab mikrobiologi merupakan BSC kelas II yang memiliki konfigurasi udara seperti gambar disamping ini. Udara yang berasal dari luar kabinet akan langsung terserap masuk kesaluran bawah yang bergabung dengan udara dari meja kerja yang dimungkinkan mengandung bakteri yang digunakan untuk kerja. Udara dari meja kerja disedot dari depan meja kerja. Kemudian udara kotor ini disaring oleh penyaring HEPA dan disirkulasikan keluar kabinet atau kembali lagi ke meja kerja sebagai udara bersih.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

laporan Praktek ITP - Pembuatan Syrup Apel

makalah dan kasus NCP Anak Sekolah ( Evie (Mhs. Gizi Reg. XII_Poltekkes P.Raya))

Kasus Pankreatitis Akut